Monday, October 5, 2009

Sentra Produksi Telur


MUNGKA PENGHASIL TELUR AYAM TERBESAR SUMATERA BARAT

Kecamatan Mungka merupakan salah satu Kecamatan Agropolitan di Sumatera Barat yang terletak diwilayah Kabupaten Lima Puluh Kota, dengan luas wilayah lebih kurang 103,13 Km2 dengan pusat pemerintahannya di Padang Loweh, 15 KM dari Kota Payakumbuh.
Kecamatan Mungka memiliki 5 Nagari masing-masing Nagari Simpang Kapuak, Nagari Mungka, Nagari Talang Maur dan Nagari Jopang Manganti dan Sei.Antuan dengan jumlah penduduk 22.389 jiwa terdiri dari 11.024 jiwa laki-laki dan 11.472 jiwa perempuan, dari 22.389 jiwa jumlah penduduk Kecamatan Mungka 11.671 jiwa berada di Kenagarian Mungka .

Topografi Kecamatan Mungka datar, berbukit dan bergelombang, Kecamatan Mungka dikelilingi oleh banyak bukit, diantaranya Bukit Apit, Bukit Palano, Bukit Binuang, Bukit Tapuang, Bukit Tanjung Balik, Bukit Sugak, Bukit Solok Parit, Bukit Tanah Runtuah, Bukit Rimbo Malintang, Bukit Hulu Mudiak Mangguang, Bikt Batu Payung, Bukit Batu Galih, Bukit Togang, Bukit, Bukit Batu Payuang dan Bukit Perhentian, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia , terutama air Kecamatan Mungka juga mempunyai aliran sungai, yaitu Batang Sinamar, Batang Maur, Batang Sopan, Batang Kundur, Batang Simpang, Batang Simun, Batang Mungka, Batang Batu Kambiang dann Lubuak Burai.
Dalam kehidupan masyarakat mempunyai mata pencaharian 80 % sebagai petani, namun yang menjadi primadona untuk kesejahteraan masyarakat adalah usaha peternakan ayam ras dengan produksi 1.500.000 butir/hari yang pemasarannya terbanyak kedaerah Riau ( Pekanbaru ), usaha perikanan 200 kg/hari dan gambir 21 ton per minggu.
Dan sebagai sarana pendukung perekonomian, masyarakat Mungka memiliki beberapa buah pasar ( Pokan ) yaitu Pokan Salasa di Nagari Mungka, Pokan Jumat di Jorong Kampuang Tangah dan di Jorong Talang Nagari Talang Maur dan di Balai Koto Tinggi Nagari Simpang Kapuak serta Pokan Rabaa di Jorong Simpang Abu Nagari Simpang Kapuak dan ditambah dengan pasar pagi diberbagai tempat. Sementara dalam upaya meningkatkan SDM ( Sumber Daya Manusia ), Kecfamatan Mungka memeliki fasilitas pendidikan, terdiri dari TK 9 buah, SD/MDA/MIS 23 buah dan SMP 2 buah, sedangkan sarana kesehatan terdiri dari 1 Puskesmas, 6 Pustu, 6 Polindes, 28 Posyandu dengan 2 orang dokter dan 20 orang perawat dan bidan.
 

Sunday, October 4, 2009


MAKANAN KHAS "LUAK 50"
KAB.LIMA PULUH KOTA-PROVINSI SIMUTERA BARAT

IKAN SALAI ALAMI

USAHA "MAJU BERSAMA"
Nagari Mungka-Kec.Mungka

Izin Depkes RI-P-IRT: No. 2022130801016
komposisi : Ikan Lele dan Bumbu Alami
Telepon : 0752-97746
Hp. 08116603042


Saran Penyajian:

1. BALADO CABE HIJAU

Bahan:
Cabe Hijau/Muda
Bawang Merah
Jeruk Nipis
Garam

Caranya:
Bahan semua digiling kasar dan digoreng, ditambah jeruk nipis. Ikan Salai Alami digoreng dengan api kecil beberapa saat. Cabe goreng dicampurkan dengan Ikan Salai Alami dan siap disajikan.


2. GULAI DAUN SINGKONG

Bahan:
Daun singkong, cabe merah, bawang merah, jahe, kunyit, serai dimemarkan, daun kunyit, asam kandis, daun jeruk, dan santan dari satu kelapa ukuran sedang.

Caranya:
Semua bahan dicampur, kecuali daun singkong dan Ikan Salai Alami. Dimasak sampai mendidih sambil diaduk, agar jangan sampai pecah santan. Dimasukkan daun singkong dan Ikan Salai Alami sampai masak dan siap disajikan

DAPAT DIVARIASIKAN MENURUT SELERA!!!


Saturday, October 3, 2009

Nagari Mungka dalam berita

Kinerja Wali Nagari Mungka Dinilai Tim Kopetensi

Wali Nagari Mungka Drs Hendra Triwarman dinilai tim Kompetensi Wali Nagari dan Kelurahan Propinsi Sumatera Barat Jumat ( 15/8). Ir Basril Basyar Ketua Tim Penilai sampaikan anggota tim yang ada indenpenden, terdiri dari pamong senior Drs.H Muchtiar Mukhtar mantan Wali Kota payakumbuh dari Balai Diklat Baso, Edi Utama dari Taman Budaya, Yusri Samad Dosen IAIN Padang yang didampingi oleh Zainuddin, SH dari Tapem Propinsi.

Tujuan tim turun adalah untuk melihat kinerja Wali Nagari dalam Pemerintahan, bidang peningkatan ekonomi, kemampuan wali nagari berkoordinasi dengan lembaga yang ada, bidang aspek pemberdayaan nagari, peran serta keterlibatan perempuan dalam pembangunan Nagari serta bagaimana pengembangan nilai – nilai adat budaya dan Agama di Nagari Mungka.

Sementara Wali Nagari Mungka Hendra Triwarman dalam eksposnya sampaikan, bahwa mulai menjabat Wali Nagari sejak tahun 2005, dinagari Mungka banyak permasalahan yang dihadapi teruma permasalahan pemuda dengan pemerintahan nagari, dimana saking panasnya suasana sampai – sampai terbakar habisnya kantor Wali nagari, sehingga secara bertahap kantor Wali nagari kembali dibangun, selama 2 tahun kepemimpinannya terfokus kepada penyelesai pandangan pemuda terhadap pemerintahan nagari, yang selama ini mereka merasa tidak dibawa dalam membangun nagari , diwaktu itu banyak terjadi kenakalan remaja dan perkelahiran setiap ada keramaian dipesta perkawinan masyarakat, kemudian setelah dibao baiyo batido, masalah keamanan kita serahkan sepenuhnya kepada pemuda akhirnya hubungan pemuda dengan pemerintahan sudah harmonis yang akhirnya terbentuklah Pari Paga Nagari ( PPN ).

Tahun ketiga tugas kita tertuju kepada kaum perempuan, dengan wadah PKK nya, karena kita lihat dengan 10 program pokok PKK sangat membantu kegiatan pemerintahan nagari, karena melalui merekalah semua potensi yang ada dapat digerakkan semua perencanaan dapat dilaksanakan.

Kemudian Hendri Triwarman juga jelaskan kondisi Nagari Mungka, dimana Nagari Mungka memiliki jumlah penduduk 11.637 jiwa terdiri dari 5.696 laki-laki dan 5.941 jiwa perempuan atau 3.079 KK, Nagari Mungka di Sumatera barat terkenal dengan produksi telur jumlah ayam petelur di Nagarai Mungka berjumlah 1,8 juta dengan produksi rata-rata 1,4 juta butir/hari dan gambir 7 ton/minggu, disamping itu masyarakatnagari Mungka juga berusaha dibidang perikanan, untuk ikan lele saja keluar 15 ton/minggu dengan jumlah dengan jumlah peternak 176 KK.

Sebelumnya Bupati Lima Puluh Kota yang diwakili Camat Mungka Fiddria Fala, katakan dimana Kecamatan Mungka memiliki 4 Nagari yaitu Nagari Mungka, Talang Maur, Jopang manganti dan Simpang Kampuak dengan jumlah penduduk 22 ribu lebih, separohnya berada dikenagarian Mungka yang tersebar di enam jorong dengan berpenghasilan utama ayam petelur dari 3 juta ekor ayam di Lima Puluh Kota 75 % nya berada di Nagari Mungka, namun yang menjadi kendala bagi peternak adalah masalah pakan dan DOC ( bibit ) yang semuanya sangat tergantung dari Medan, tambah Fiddria Fala . (Adli) Sumber:LENSA EKSPRES Saturday, 11 October 2008

Mungka dalam berita

Proyek PMPN Berhasil Pancing Inisiatif




Dok. foto: Peresmian jalan PNPM di Jorong Koto Baru, Nagari Mungka dan tokoh-tokoh PNPM Nagari Mungka.

Dua tahun sudah PNPM Mandiri berkiprah di Kecamatan Mungka. Diawali dengan program PNPM PPK tahun 2007, PNPM Mandiri Perdesaan pada tahun 2008 dan berlanjut dengan PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2009. Tahun 2008 di Kecamatan Mungka terdapat tujuh kegiatan fisik yang tersebar pada tujuh wilayah usulan. Salah satunya adalah Jalan Rabat Beton dari Air Busuak-Lubuak Simato dari wilayah usulan Jorong Kampuang Tangah, Nagari Talang Maur, Mungka.

Kini kerja keras masyarakat itu tersahuti, ditandai dengan peresmian jalan yang telah dibangun selama 100 hari kerja itu. Acara peresmian ini dilangsungkan setelah Wabup Limapuluh Kota Irfendi Arbi membuka acara Buru Babi Sumbar-Riau-Jambi di Jorong Kampuang Tangah pagi kemarin. rfendi Arbi menyatakan, proyek PMPN dapat dijadikan sebagai acuan, dalam proses pembangunan yang menjunjung tinggi prinsip keberpihakan pada masyarakat miskin. Hal ini mengadopsi sistem pengembangan pembangunan yang bersifat desentralisasi yang bertitik tolak kepada kebutuhan dan besarnya aspek manfaat dirasakan masyarakat, tegas Irfendi Arbi.

Dari laporan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Jorong Kampuang Tangah disebutkan, dana untuk pembangunan jalan itu sebesar Rp318 juta lebih, dengan total swadaya masyarakat sebesar Rp25 juta. Pemanfaatan jalan ini secara de facto telah dirasakan oleh masyarakat terutama bagi anak-anak sekolah. ali Nagari Talang Maur Dr H Fahmi Rasyad SH menyebutkan, dengan selesainya jalan itu, otomatis akan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat dalam bidang perekonomian.

Jalan ini sudah lama didambakan masyarakat, karena jalan merupakan urat nadi perekonomian warga,ujar mantan Wali Kota Payakumbuh itu. Selain di Talang Maur, proyek yang sama juga dikembangkan di Simpang Abu yang merupakan salah satu lokasi Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Mungka. Program pemberdayaan ini memang baru dua tahun dikembangkan di Mungka, namun dengan binaan UPK Putera Niaga Mungka yang dikelola Afridal, Deni Asra dan Emlia Wiwitri, secara umum telah banyak dirasakan manfaatnya oleh segenap lapisan masyarakat. [*] Jonres Marianto - Padang Ekspres
Tokoh Mungka
Syeikh Moh. Sa’ad Mungka
(1227 – 1339 H)




Dok foto: Nama Syeik Moh. Sa'ad Al Khalidy diabadikan untuk nama yayasan  di Nagari Mungka

Syeik Mohd. Sa’ad lahir di Mungka, Payakumbuh Sumatera Barat pada tahun 1277 H. bertepatan dengan 1857 H. Pada waktu muda, beliau belajar ilmu-ilmu agama kepada Syeikh Abu Bakar Tabing Pulai Payakumbuh dan kepada Syeikh Mhd. Saleh Mungka, Tanah Datar Batusangkar. Pada tahun 1894M. beliau naik haji ke Mekkah dan bermukim di situ menuntut ilmu sampai th 1900 M. Sesudah mempelajari segala macam ilmu agama, beliau pulang ke kampungnya. Pada tahun l912 beliau datang lagi ke Mekkah dan mukim di situ sampai tahun l915 M. Pada tahun 1915 M. kembali ke Indonesia, membuka pasantren (di Surau Baru Mungka Payakumbuh sanrpai wafat, tahun 1924 M. (1339 H).

Beliau seorang UIama Syafi’iyah vang terkenal, bisa membaca kita-bkitab Syafi’i yang besar-besar dengan lancar, seumpama kitab Tuhfah dan Nihayah dan juga bisa mengajarkan tafsir-tafsir Al-Quran.

Pada satu ketika timbul perselisihan faham dengan Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau yang ketika itu menjadi Mufti di Mekkah dalam hal amalan Thariqat Naqsyabandi, sehingga timbul polemik di mana masing-masing membuat buku untuk nrenolak lawannya. Untuk menolak Syeikh Mhd. Sa’ad, Syeikh Ahmad Khatib mengarang satu buku yang bernama “Izhar Ziglil Kalzibin fi tasyabbuhim bis Shiddiqiin” dan Syeikh Mhd. Sa’ad mengarang buku untuk menolak itu dengan nama “Irgamil unufil muta’an nitiin”, dimana kedua ulama besar yalg setaraf ini “berdebat secara sengit” untuk menegakkan kebenaran faham masing-masing.

Beliau berselisih faham tentang amal Thariqat Naqsyabandi, tetapi dalam menganut faham Madzhab Syafi’i dalam syari’at dan ibadat kedua beliau ini bersatu dan menjadi bintang-bintangnya. Syeikh Mhd. Sa’ad juga ahli falak, pandai menghitung perjalanan bulan dan matahari, tetapi dalam masuk puasa bulan Ramadhan beliau tetap me.makai ru’yah.

Pada tahun 1918 M terjadi musyawarah Ulama Syafi’iyah di Mesjid Ladang Lawas, Bukittinggi, dengan pimpinan Syeikh Abbas Qadhi, di mana Syeikh Mhd. Sa’ad juga ikut hadir. Dalam perrnusyawaratan itu ternyata bahwa Syeikh Mhd Sarad adalah seorang Ulama Syafi’iyah yang pintar, melebihi dari ularna-ulama Minangkabau ketika itu.

Beliau adalah guru dari guru-guru Syeikhul Masyaikh. Diantara murid beliau yang kelihatan oleh penulis buku ini (KH. Siradjudin Abbas, pen.) terdapat Maulana-maulana: Syeikh sulaiman ar Rasuli, Syeikh Abbas Ladang Lawas, Syeikh Abd. Wahid Tabek Gadang, Syeikh Rasyid Thaher Rambatan Payakumbuh, Syeikh Mohd. Jamil jaho, Syeikh Makhudum Solok, Syeikh Sulaiman Gani Magek, Syeikh Abdul Majid Payakumbuh, dan lain-lain. Kabarnya Syeikh Abdullah Halaban, seorang Ulama tua yang sebaya dengan beliau juga mengakui kealiman Syeikh Mhd. Sa’ad Mungka ini.

Salah seorang anak beliau, Syeikh Mhd. Jamil Sa’adi Mungka adalah pengganti beliau sesudah beliau berpulang ke rahmatullah. Syeikh Mhd. Sa’ad adalah tiang tengah Madzhab Syafii’i pada zamannya.

Sumber: Sejarah dan Keagungan Madhzab Syafi’i, karangan KH. Siradjuddin Abbas, Pustaka Tarbiyah, cetakan 1994.

Friday, October 2, 2009

Berita gembira untuk Peternak Lele Dumbo Nagari Mungka


Indonesia Akan Ekspor Lele Asap ke Timur Tengah
Print E-mail

Indonesia tengah menjajaki ekspor ikan lele yang telah diproses melalui pengasapan (lele asap) ke sejumlah negara di Timur Tengah. Ekspor ini untuk memenuhi kebutuhan Warga Negara Indonesia (WNI) khususnya yang tinggal di Arab Saudi.

“Indonesia sebenarnya sudah mulai mengirimkan lele asap ke Singapura dan Malaysia, hanya saja jumlahnya masih sangat kecil hanya kuintalan dan maksimal 1 ton,” kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen kelautan dan Perikanan (DKP) DR Victor PH Nikijuluw, Sabtu (30/5) usai membuka Bimbingan teknis (Bimtek) Pemberdayaan Tenaga Kerja Pengolahan dan Pemasaran di pendopo Dipokusumo, Purbalingga.

Dikatakan Victor, ekspor ikan dalam bentuk olahan seperti lele asap dimaksudkan untuk meningkatkan nilai ekspor. Jika sebelumnya ekspor lebih pada ikan segar yang dipadatkan, kini lebih pada diversifikasi ekspor ikan. “Ikan lele itu kita belah kemudian dimasak dengan vile, dipacking dan diberi label merk dari Indonesia . Volume yang kita ekspor tidak bertambah, tetapi ada diversifikasi peningkatan kualitas ekspor ikan,” kata Victor.

Ekspor ikan lele asap ke Malaysia dan Singapura dicukupi dari produsen di Bogor Jawa Barat. Namun, produsen ini juga masih disuplay dari Boyolali dan Yogjakarta. “Kami harapkan pula untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Malaysia dan Singapur bisa dipenuhi dari wilayah Banyumas termasuk Purbalingga. Hal ini karena pada saat-saat tertentu produksi lele di Bogor dan wilayah Jawa Barat lainnya masih kurang,” kata Victor.

Ditambahkan Victor, target nilai ekspor pada tahun 2009 ini justru dinaikan ketika dunia tengah mengalami krisis keuangan. Nilai ekspor tahun ini sebesar US $ 2,8 Milyar, sedang sebelumnya pada tahun 2008 nilai ekspor sebesar US $ 2,6 milyar. “Peningkatan nilai ekspor tidak dengan meningkatkan volume ekspor ikannya, tetapi disiasati dengan peningkatan diversifikasi dan kualitas ikan yang diekspor,” kata Victor. (Sumber : yit-Humas Pbg di Http://pubalinggakab.go.id)